Pengantar
lingkungan
|
Perkembangan Penduduk
Indonesia
|
Lintang Ayu Windi
Naomi
|
|
13415841
|
2IB01
|
|
Kata Pengantar
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena kemurahan-Nya penulis mampu menyusun Makalah Bahasa
Indonesia.
Makalah
ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk menunjang nilai mata
kuliah Pengantar Lingkungan. Dalam penyusunanya penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua itu tidak
menjadikan halangan untuk penulis. Makalah ini juga tidak terlepas dari
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………...........................1
Daftar
Isi……………………………………………………………….................................2
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang………………………………………………….. ...................................3
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………..................................3
BAB
II Pembahasan
A. Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia......................................................................................4
B.Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman....................................................................................4
C. Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan..................................................................7
D. Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup.............................................................8
E.
Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan…………………………………..9
F.
Kemiskinan dan Keterbelakangan…………………………………..9
BAB
III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….11
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………..12
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya Adapun faktor -
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan
perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi
masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah
mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang
itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan
kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan
migrasi.Sehingga dalam masalah ini ,maka penduduk akan dihadapi dengan masalah
lingkungan hidup, pertumbuhan penduduk dan kelaparan, serta kemiskinan dan
keterbelakangan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
agar kita dapat memahami bagaimana perkembangan pertumbuhan penduduk di
Indonesia saat ini serta dampak dari pertumbuhan penduduk itu terhadap berbagai
bidang.
Bab 2 Pembahasan
A.
Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya
masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program
keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk.
Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk
Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang
anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena
perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya
kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan
sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah
yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab
itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan
pendidikan.
B.
Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Penataan ruang tidak lagi semata menjembatani kepentingan ekonomi dan
sosial. Lebih jauh dari kedua hal itu (ekonomi dan sosial), penataan ruang
telah berubah orientasinya pada aspek yang benar-benar berpihak untuk
kepentingan lingkungan hidup, sebagai konsekuensi keikut-sertaan Indonesia pada
upaya menekan pemanasan global. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, telah ditegaskan mengenai tujuan penyelenggaraan penataan ruang yaitu
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan, serta menciptakan keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
Keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia; serta perlindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Penataan ruang yang berpihak pada lingkungan hidup perlu ditegakkan
bersama karena sebelumnya, logika penataan ruang yang hanya mengikuti selera
pasar, dalam kenyataan telah mengancam keberlanjutan. Hal ini dapat dicermati
dari keberadaan lahan-lahan produktif dan kawasan buffer zone berada dalam
ancaman akibat konversi lahan secara besar-besaran untuk kepentingan penyediaan
lahan yang mempunyai land rent tinggi seperti peruntukan lahan untuk
permukiman, industri, perdagangan serta pusat-pusat perbelanjaan. Diperkirakan
sekitar 15 ribu – 20 ribu ha per tahun lahan pertanian beririgasi beralih
fungsi menjadi lahan non pertanian, serta tidak sedikit kawasan Daerah Aliran
Sungai (DAS) terdegradasi. Berdasarkan data (Bappenas, 2002) terdapat sekitar
62
Daerah Aliran Sungai (dari 470 Daerah Aliran Sungai) terdegradas akibat
dari penebangan hutan yang tidak terkendali dari hulu sungai. Tekanan
lingkungan lainnya adalah menyangkut laju urbanisasi yang akan tumbuh sekitar
4,4 persen per tahun. Oleh karena itu diperkirakan, pada tahun 2025 nanti
terdapat sekitar 60 persen penduduk Indonesia (167 juta orang) berada di
perkotaan. Bila penataan ruang tidak mengikuti logika pembangunan
keberlanjutan, maka dapat dipastikan bahwa kota-kota besar yang telah
berkembang saat ini akan selalu berada tekanan social yang sangat tinggi.
Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Menurut Soemarwoto
(1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju
pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai
berikut:
(1) Meningkatnya limbah rumah
tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk
berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi
limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
(2) Pertumbuhan penduduk yang
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan
industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan
berturut-turut limbah industri dan limbah transport. Di daerah industri juga
terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini
terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
(3) Akibat pertambahan penduduk
juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan
dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan
mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka
seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan
meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak
dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para
peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian
cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat.
Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya memakan
waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap
lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru
ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
(4) Makin besar jumlah penduduk,
makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya
kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya
teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu
bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya
kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber
daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju
penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.
Tingkat laju pertumbuhan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bukan
mustahil akan menyalip Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia saat ini
mencapai 227 juta jiwa, sedangkan penduduk AS berjumlah 315 juta jiwa. Dari
hasil survei, pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun bertambah 3,2 juta jiwa.
Secara kuantitas jumlah ini sama dengan jumlah seluruh penduduk
Singapura. Kepala BKKBN Sugiri Syarief menunjukkan bahwa program KB ternyata
mengalami stagnasi dengan angka rata-rata seorang wanita mempunyai anak selama
masa subur secara nasional pada 2007 tetap berada di angka 2,6 dibanding 2003.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini menduduki nomor empat terbanyak di dunia
setelah China dengan 1,3 miliar jiwa, India dengan 1,2 miliar, dan AS nomor ketiga
dengan 315 juta. (Republika, 2 Juni 2009).
Bergesernya pola hidup masyarakat dan tingginya tuntutan hidup modern
yang makin sulit dikejar menyebabkan terjadinya banyak stressor atau penyebab
stress yang menyerang masyarakat metropolis. Tidak mengherankan bila gangguan
kejiwaan pun menjadi salahsatu penyakit tren masyarakat kota dewasa ini.
Indikatornya, jelas terlihat dari banyaknya pasien non psikosa (bukan kejiwaan)
yang dirawat instalasi Ilmu Kedokteran Jiwa berbagai RSU.
Sebelum berakibat lebih parah, selayaknya kita bercermin pada berbagai
kejadian khusus yang cenderung muncul di perkotaan. Jakarta, Surabaya, Medan
dan kota besar lainnya tidak hanya tampak indah dengan gedung-gedung pencakar
langit dengan arsitektur modern dan deretan mobil mewah yang berseliweran.
Kota-kota ini tidak hanya gagah karena gemerlapnya lampu-lampu kota yang
menghidupkan suasana malam. Namun, di balik gemerlap semua itu, kota ini juga
mempunyai berbagai masalah pelik sebagai kota besar yang notabene menjadi
sasaran kaum urban sebagaimana dialami kota-kota besar lain di berbagai belahan
dunia.
C.
Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Suatu
wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah-
masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah
lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial,
pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang
padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan
tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat
menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga
memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat
dihindari.
Tingkat
pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini
memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak
di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat
tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan
anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak
mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan
semakin jauh.
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk
melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat,
karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya
fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara
pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.
Oleh karena itu, masyarakat
dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan
karena :
1.
Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2.
Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.
3.
Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat
memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak
yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1.
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah
penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli
yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2.
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima
hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat
hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak
karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti
ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
D.
Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
Untuk
menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih
banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam
semua sektor kesehatan. Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor,
termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan
untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup. Kesehatanlah yang rugi
apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan
makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman- karena
kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata. Kesehatanlah yang
rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah-
seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau
supir-supir yang mabuk.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat,
sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan masyarakat yang tidak sehat
pula.
E.
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Jumlah
penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah
penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan
pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan
hidup,karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah
yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja
untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin
sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan.
Dari
masalah tersebut maka angka kematian pun semakin bertambah,dan bisa merepotkan
para pemerintah untuk menyensus penduduk yang bertempat tinggal,walaupun
pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi
sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekonomi
dan kebutuhan yang mendesak.
Maka
dari itu semoga pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan program
tersebut di antaranya mencegah orang untuk bermigrasi,karena dengan migrasi
banyak orang yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain
itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang
menyebabkan kepadatan penduduk yang sia – sia dan menyebabkan banyak orang yang
kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
F.
Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan
dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat
dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu
kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.
Dampak
kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik
lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas
negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya
sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social
tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal
materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting,
gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan
jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
Kemiskinan
adalah kurangnya kebutuhan atau ketidakmampuan dasar manusia seperti air bersih
, gizi , perawatan kesehatan , pendidikan , pakaian dan tempat tinggal.
Kemiskinan relatif adalah kondisi memiliki sumber daya yang lebih sedikit atau
penghasilan kurang daripada yang lain dalam masyarakat atau negara, atau
dibandingkan dengan rata-rata di seluruh dunia
Bab 3 Penutup
A.
Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis
serta budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan
di Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi
jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah
penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia
pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem
ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan
kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki
kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian
membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan
dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita
harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan keluar yang
terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan
masyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk
akal kalau masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar