Pengantar
lingungan
|
Asas-asas Pengetahuan
Lingkungan
|
Lintang Ayu Windi
Naomi
|
13415841
|
2IB01
|
Kata Pengantar
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena kemurahan-Nya penulis mampu menyusun Makalah Bahasa
Indonesia.
Makalah
ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk menunjang nilai mata
kuliah Pengantar Lingkungan. Dalam penyusunanya penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua itu tidak
menjadikan halangan untuk penulis. Makalah ini juga tidak terlepas
dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………...........................1
Daftar
Isi……………………………………………………………….................................2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang………………………………………………….. ...................................3
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………..................................3
BAB
II Pembahasan
A. Ekologi dan Ilmu Lingkungan......................................................................................4
B.
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli....................................................................................4
C.
Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan...........................................................5
D.
Asas-asas Pengetahuan Lingkungan...........................................6
BAB
III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….12
Daftar
Pustaka
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ilmu lingkungan
merupakan “ekologi” yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah
yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara jasad hidup
(termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan juga dimaknai
sebagai suatu studi (kajian) yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan
kedudukan manusia yang layak di dalamnya. Perbedaan utama “ilmu lingkungan” dan
“ekologi” adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat
(valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan
manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran,
penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan
hidupnya secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan
merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu
lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah,
geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari
dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan
lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ”ekologi”.
1.2 Tujan
Penulisan
Tujuan penulisan
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari ekologi dan ilmu
lingkungan. Berikut di bawah ini merupakan tujuannya.
- Mengetahui pengertian
ekologi dan ilmu lingkungan.
- Mengetahui keterkaitan
diantara keduanya.
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan Secara Umum
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata
Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya.
Ilmu lingkungan adalah mempelajari segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
B. Pengertian Ekologi da Ilmu Lingkungan menurut para ahli
Pengertian Ekologi : Menurut
Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang ekologi berdasarkan
pendapat para ahli:
- Menurut website carryinstitute.org, bahwa pengertian ekologi adalah
studi ilmiah tentang proses-proses yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan organisme, interaksi yang ada pada organisme dan interaksi
antara organisme dan transformasi serta aliran energi dan materi.
- The scientific study of the processes
influencing the distribution and abundance of organisms, the interactions
among organisms, and the interactions between organisms and the
transformation and flux of energy and matter
- Menurut Ernst Haeckel (1866),
Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan
komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan
- The comprehensive science of
the relationship of the organism to the environment
- Menurut Charles Elton (1927),
secara singkat bahwa pengertian ekologi adalah sejarah alam yang
bersifat ilmiah “Scientific natural history”
- Menurut E.P. Odum (1963) bahwa
pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan
fungsi alam “The study of the structure and function of nature”
- Tahun 1972, Menurut C. J. Krebs,
pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang interaksi yang
menentukan distribusi dan kelimpahan organisme
Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak
sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto
pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan
Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda
dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang
terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut
Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut (Ehrlich,
Holdren, 1973:38)
C.
Perbedaan Ekologi dan
Ilmu Lingkungan
Ilmu Sedangkan
ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antar makhluk hidup dengan lingkunganya. Perbedaannya terletak
pada misi untuk mencari pengetahuan menyeluruh tentang alam & dampak
perlakuan manusia terhadap lingkungannya, guna menimbulkan kesadaran dan
tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan.lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari tentang kedudukan manusia yang pantas dilingkungannya.
Ilmu lingkungan merupakan bidang ilmu
interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu fisik dan biologi (termasuk tapi
tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu
atmosfer dan geografi) untuk mempelajari tentang lingkungan dan solusi dari
masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan yang
terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner untuk mempelajari sistem
lingkungan. Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi
antaraorganisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu
lingkungan adalah filosofi dangerakan sosial yang
luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi
dan perbaikanlingkungan.
D. Asas-asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS 1
(HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan.
Asas ini
adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat
fundamental dalam fisika. Asas ini
dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam
bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada
system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini
tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas
ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah
hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam
sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah
mendapatkan asupan energi yang banyak,
sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu
pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi
yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu
termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat
diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber
alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau
ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga
akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan
energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding
dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas
adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang
yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang
yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan
bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu.
Jauh
dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu
sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan
mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman
juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies
semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi
dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan
oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan
materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori
sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri,
namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh
mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam
kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies
saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan
mampu “survive”.
Asas 3
ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk
semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun
dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk
semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan
oleh pengadaan sumberalam yang sudah
mendekati batas maksimum.
Asas 4
tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada
keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung
naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila
persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk
semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada
asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum,
yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi
daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,
yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS 5
Pada
asas 5 ini ada dua hal penting, pertama
jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan
lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu
jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu
jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan
perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian,
kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini
adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada
asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian
:
“Mudah
diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada
suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan
di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan
mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja
melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman
pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok
taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya
yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada
asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi
yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x
(B/P) ; D ≈ T
T =
waktu rata-rata penggunaan energi
K =
koefisien tetapan
B =
biomassa
P =
produktivitas
D =
keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini
mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi
akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam
suatu komunitas.
Pada
asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran
energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem
biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan
energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
Dalam
asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah
kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang
masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat
meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang
lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang
demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga
diperoleh stratifikasi.
Implikasi
dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem
yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).
Pengertian:
Ekosistem,
populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti
dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari
subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi
dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan
lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah
mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup
lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan
keadaan yang tidak stabil.
Asas ini
merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka
dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam
sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap
dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap
fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial
dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam
perubahan.
Implikasi
dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik
dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya
bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan
yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini
merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi
suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil
alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila
kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi,
maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam
ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang
sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan
efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini
merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi
pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat
ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri
Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
•
Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem
control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
•
Efisiensi penggunaan energi
•
Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Sebuah perbedaan penting antara ekologi dan ilmu
lingkungan adalah tujuan dari penelitian dalam disiplin ilmumasing-masing.
Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan,
ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang
sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau
kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi
berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli
ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti
penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu
kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi
menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu
spesies.
Daftar Pustaka :
http://yan-aprendi1994.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-1-pengantar-lingkungan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar